Minggu, 26 November 2017

CHILDHOOD Part 7 - September ku akankah sendu?




Hampir lima tahun, aku tidak bertemu dengan Jo. Jangan ditanya, perihal rindu, aku yang nomor satu. Atha yang hadir sebagai orang baru, yang tak kusangka, dia menjadi seperti Joshua yang dulu. Ibu dan ayah menganggap Atha sudah seperti anak sendiri, sebab papa dan mama Atha sangat sibuk dengan pekerjaannya di luar kota. Oleh karena itu, mama dan papa Atha sering menitipkan Atha untuk diawasi di Jakarta. Meskipun, Atha sudah dewasa dan sebaya denganku, namun bukan berarti mama dan papa Atha melepas dengan mudah begitu saja.

Sore itu, gerimis dan membawa suasana yang hening. Aku yang mencintai kamar dan seisinya, mulai baper dengan pria yang mulai memudar keberadaannya bersama waktu. Tiga malam terakhir, aku memimpikan Jo, mungkin karena aku sudah lama tak bertemu dengannya. Aku belum menceritakannya kepada ibu, masih ingin memendamnya. Allah paham dengan jelas bagaimana rasaku padanya, hingga memintaku untuk mengirim rindu melalui doa, walaupun tak sejalur, tidak lain hanya sekedar usaha untuk melindunginya melalui doa.

"Assalamualaikum....," suara ayah mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam.....," jawabku sambil membukakan pintu untuknya.

"Hai sayang, ada kabar gembira untukmu dan ibu," ucap ayah sambil tersenyum.

"Apa yah?."

"Emmm, nananina haha. Nanti selepas maghrib ayah beritahu, ayah mau mandi dulu sayang." jawab ayah sambil mengusap kepalaku.

Aku memang sudah dewasa, namun tetap menjadi anak tunggal yang tidak akan berubah sikap kemanjaannya pada ayah. Ayah memang sedikit pendiam, meskipun begitu bukan berarti ayah tidak mengetahui kisahku dengan dua lelaki yang sedang berada dalam pikiranku. Sebab, apa yang aku ceritakan kepada ibu, ibu juga akan bercerita kepadda ayah.

Setelah ayah pulang dari solat maghrib, beliau memanggil aku dan ibu untuk berkumpul di ruang tamu.

"Cinta, Ibu, ada yang mau ayah beritahu," ucap ayah sambil tersenyum.

"Apa yah?," tanya ibu dan aku dengan wajah penasaran.

"Ayah dapat bonus tahun ini, bulan Desember dapat tiket gratis liburan ke luar kota bersama keluarga selama lima hari," ucap ayah dengan wajah bahagia.

"Ayah serius? terus ayah mau pergi ke kota mana?," tanyaku.

"Niat ayah mau ke Jogja, sambil bersilaturahmi kerumah baru keluarganya Jo, bagaimana? kalian setuju atau ada pilihan lain?," jawab ayah.

"Ibu sangat setuju yah, ibu juga rindu dengan mereka, apalagi Cinta, rindunya udah keberatan sama Jo, hehe," lirik ibu sambil menggodaku.

Aku hanya tersenyum malu seraya bahagia yang tak bisa di deskripsikan. Kini, bulan September, yang artinya hanya hitungan bulan aku akan bertemu dengan Jo.Tidak lupa aku mengucapkan terimakasih kepada ayah dan ibu, kemudian menciumnya. Sangat berterimakasih kepada Allah, telah menciptakan aku untuk mereka yang tiada henti menciptakan bahagia dengan cara sederhana sekalipun.

Keesokan harinya, saat aku akan berangkat kuliah, di ruang makan, sudah ada banyak balon putih yang menggantung di atap dan bunga mawar  merah dan sebuah kotak kado bercorak polkadot pink diatas meja makan bertuliskan, "Happy Birthday My Arum, be best friend till whenever."  Jujur, aku lupa bahwa hari itu adalah 17 September, dimana umur semakin mengurang dengan dosa yang semakin bertambah, Astaghfirullah.

Aku terharu dengan kejutan dari Atha, dia memang baru di hidupku, namun benar-benar paham selayaknya teman lama, aku sangat suka dengan kejutan, sesederhana apapun itu. Ibu dan ayah merangkulku dari belakang, dan ayah berkata, "Cinta dan yang selalu kami cinta, tetap jadi anak perempuan yang baik dan membanggakan buat ayah dan ibu nak." Ibu meneteskan air mata harunya dan menciumku, "I love you, Love."  Dalam hatiku aku mengucap, Fabiayyi alaa irabbikuma tukadziban, sungguh salah satu kebahagiaan adalah ketika sekitar membuatmu bahagia.

Hari itu, masih ada yang kurang, apakah Jo lupa sampai tidak mengucapkan padaku. Ini kejadian pertama kali selama lima tahun kami berpisah. Memang benar, ada Atha yang sudah memberiku surprise, namun aku adalah Arum pada Joshua yang masih sama seperti lima tahun yang lalu

~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dream, Wake up, Prove It!

Di setiap kehidupan, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk bahagia. Definisi bahagia, salah satunya adalah dapat m...