Senin, 20 November 2017

CHILDHOOD Part 5 - Kamu atau Dia yang datang?

"Hai..," sapa dia tetangga baruku.

"Hai, orang baru ya?," jawabku.

"Iya, kenalin aku Athafariz Hizam, panggil aja Atha," senyum sambil menjulurkan tangan kanannya.

"Oh iya, aku Cinta Sekar Arumi, kamu bisa panggil Cinta atau Sekar, semoga betah tinggal di perumahan ini" jawabku sambil membalas senyumnya.

"Oh Arum, iya makasih ya, kamu mau jogging ya?," tanyanya dengan sopan.

"Iya Tha, kuy lari bareng," ajakku sambil tersenyum.

Minggu pagi yang semakin cerah, dia baru ku kenal hari itu, namun seperti sangat dekat. Ya, wajah, cara bicara, sikap, dan cara berpakaiannya, sama persis dengan Joshua. Semakin aku rindu dengannya.

Secara tidak sengaja, ternyata Atha kuliah di kampus yang sama denganku. Kami hanya berbeda Fakultas, Atha mengambil studi Hukum Islam, dan aku Pendidikan Bahasa Inggris.

"Rum, tinggal disini berapa lama?," tanya Atha.

"Sejak lahir, hehe kurang lebih 20 tahun udahan," jawabku.

"Rum, aku kan orang baru nih tinggal disini, boleh minta tolong  keliling sekitar sini nanti sore," ajak Atha.

"Mmm hari ini? boleh boleh, usai solat Ashar ya Tha?, naik sepeda aja gimana?," jawabku.

"Setuju Rum."

Seusai jogging, aku duduk di teras sambil melamunkan tentang Atha dan Joshua. "Mengapa bisa seperti saudara kembar? Joshua dan aku kan anak tunggal, gak mungkin punya saudara kandung lagi."

"Cintaaaaa....," Ayah menepuk bahuku dan mengejutkanku.

"Ayah mah, Cinta kaget," gerutuku.

"Ya kamu geh, masih pagi begini, ngelamun. Kenapa sayang? cerita geh ke ayah dan ibu," tanya ibu.

"Bu, yah, masak tetangga baru kita, anaknya mirip banget sama Joshua," celotehku.

"Ah, itu mah Cinta yang mengkhayal buk," ejek ayah sambil melirik ibu.

"Hehe, mungkin itu duplikatnya si Joshua buat nemenin kamu nak," sahut ibu.

Sore harinya, ibu dan ayah sedang duduk bersantai di teras dan minum teh hangat. Tiba-tiba Atha datang ke rumah, sesuai rencana pagi tadi. 

"Assalamualaikum om tante," sapa Atha dengan sopan.

"Waalaikumsalam Jo, apa kabar kamu?," jawab ayah yang langsung berdiri menyambutnya.

"Maaf om, saya Atha, bukan Jo." kata Atha dengan malu.

Ibu tertawa melihat ekspresi ayah yang terlanjur malu karena salah menyebut nama. Ibu dan ayah mempersilahkan Atha masuk ke rumah. Kemudian kami pamit untuk bersepeda sore itu. Pertemuan pertama kali ayah dan ibu dengan Atha, membuat mereka percaya bahwa Atha sekilas mirip dengan Joshua.

Sore itu, aku seperti sedang bersepeda dengan Jo sepuluh tahun yang lalu. Melepas rindu yang terpendam dengan Jo pada orang yang berbeda, Atha.

~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dream, Wake up, Prove It!

Di setiap kehidupan, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk bahagia. Definisi bahagia, salah satunya adalah dapat m...