Minggu, 26 November 2017

CHILDHOOD Part 8 - Menjadi sembilu sebabmu

Atha memberiku kado mukena dengan tasbih berwarna pink, aku menyukainya. Atha mengirimkan pesan berantai di handphone ku, sebanyak 22 kali, sama persis dengan umurku sekarang. Tak ada habisnya aku mengucapkan terimakasih kepadanya. Sedangkan Jo, apa benar-benar lupa bahwa hari ini adalah hari ulangtahunku.

Pukul 8 malam, handphone ku berbunyi. Jo mengirimkan SMS yang berisi, "Rum, happy birthday, jaga kesehatan, panjang umur ya." Seharusnya aku tersenyum semringah membaca pesan itu, nyatanya malah sedih.Aku membalas SMS nya, namun pending dan nomornya tidak aktif lagi. Selama ini, Jo tidak pernah mengecewakanku, ya tahun ini pertama kalinya aku kecewa dengannya, biasanya ia menelpon, kali ini hanya pesan singkat yang sangat kurang berkesan.

Tidak pernah aku berpikir akan sebegininya, aku harus apa? jika aku diizinkan untuk jujur, aku kecewa pada jati diri Joshua saat ini. Menghilang tanpa kabar, berbulan bulan lalu menyapa dengan singkat tanpa ada pembukaan. Namun, hati semudah itu kecewa dan terkadang tak memikirkan logika. Aku menyayangi, namun tidak untuk memarahi. Sebab, aku adalah sahabat, bukan musuh yang selalu menuntut untuk dimengerti.

Tanggal kelahiran aku dan Atha, hanya selisih satu bulan. Atha lahir pada tanggal 17 Oktober. Kini, giliranku membuatnya bahagia. Siang itu, ia mengajakku menghabiskan weekend bersama, dan saat makan siang, aku mencoba mencari tahu barang apa yang ia sukai.

"Tha liat geh, di toko sana ada jam tangan bagus banget," ucapku.

"Apaan? biasa aja tauk!" ketusnya.

"Tha, barang apa yang kamu suka?" tanyaku.

"Mmm, barangkali aku mencintaimu, haha," ucapnya sambil bercanda.

"Tha, aku serius."

"Sama Rum, aku juga," ucapnya sambil tersenyum.

Aku hanya terdiam, Atha mengucapkan bahwa bercandaannya adalah serius. Harusnya, aku mendapatkan jawaban tentang apa yang ia suka, bukan malah jawaban bagaimana perasaannya padaku. Mingguku entah mengapa terasa manis, aku yang biasanya hanya biasa saja meskipun bermain bersamanya, kali ini berbeda.

17 Oktober, Atha ulang tahun. Pagi itu, aku bergegas ke rumah Atha, menaruh kotak kecil di depan pintu rumahnya, lalu meninggalkannya. Hari itu, sengaja aku menonaktifkan handphone dan membuatnya kesal. Atha datang kerumah, namun pintu gerbang sengaja aku kunci, supaya ia mengira bahwa kami sekeluarga sedang tidak ada dirumah. Aku menghubungi mama Atha,  menggunakan telepon rumah untuk menanyakan sedang apa Atha dirumah.

"Halo, assalamualaikum, tante," ucapku.

"Waalaikumsalam nak Cinta, ada apa?", jawabnya.

"Tante, Atha lagi apa?," tanyaku.

"Di kamar atas, dari tadi gak mau buka pintu nak, kenapa ya?," tanya mama Atha.

"Jadi gini tante, hari ini Cinta mau ngerjain Atha, tadi Cinta ke rumah tante, narok kotak kado buat Atha, terus pintu rumah Cinta sengaja Cinta kunci dari dalam, biar Atha ngira Cinta dan keluarga gak di rumah. Nanti malem, Cinta ke rumah tante ya." jelasku. 

"Ya Allah, nak Cinta pantesan dia kelihatannya murung sekali hari ini, padahal tante dan om udah kasih kejutan buat dia, wajah bahagianya cuma bentar, terus masuk kamar lagi. Iya nak, boleh kok." jawabnya. 

Atha adalah orang yang sedikit ekspresif, jika sedang badmood jangan harap ia mau diajak bicara. Diam sampai puas, sampai rasas kesal yang ia pendam, hilang. Alasannya cukup logis, supaya tiak ada orang lain yang disakitinya karena perkataannya, sebab saat marah ataupun kesal, emosi sedang tidak stabil dengan hati, juga dengan mulut. 

Malam harinya, aku minta tolong kepada ibu untuk mengirim SMS kepada Atha, berpura pura meminta bantuan. Kemudian, aku kerumah Atha, didepan pintu rumahnya membawakan kue tart tanpa lilin, hanya ada satu tulisan dengan karakter akhi, "Barokallah fii Umrik Tha." Atha membukakan pintu dengan wajah kesal bercampur terharu.

"Kamu kemana aja sih Rum?," tanyanya dengan wajah kesal.

"Hehe, ke hati kamu Tha, nih buat kamu. Kamu kesel ya? videonya udah ditonton?," tanyaku dengan ekspresi tertawa.

"Gak usah ditanya, handphone gak aktif, rumah dikunci. Udah, kamu kok bisa romantis Rum, tapi jujur, aku pertama kali ini dapet surprise dari cewek," jawabnya.

Malam itu, pertama kali aku melihat ekspresi wajah Atha yang penuh bahagia. Sebelum tidur, aku mengaktifkan handphone, dan ternyata Atha udah nelpon sampai 35 kali dari pagi selama hari ini. Banyak SMS darinya, yang tak lain isinya, "Rum, kamu dimana?, Rum, bales dong." Dan SMS terakhir yang kuterima malam itu, Atha menuliskan.

"Assalamualaikum Rum, I don't know who you are in the first meet, I think we are just neighbor. But, that is false, I have a woman who makes me smiling without reason everyday, stand next to me, accompany me, solution for me, patient when I'm angry, the best helper in my problems. I'm the luck, be your friend, although I don't know about my weird feeling, I feel anxious if for a day without you like today. If you ask me, Why? trust me, I don't know. Thanks for much surprises today, my hopes are, till whenever you will be my special, thanks Rum. I'm sorry for my honesty, Wassalamualaikum."

~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dream, Wake up, Prove It!

Di setiap kehidupan, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk bahagia. Definisi bahagia, salah satunya adalah dapat m...