Senin, 23 Oktober 2017

Pidi Baiq


Pidi Baiq adalah salah satu nama seniman multitalenta terkenal asal Indonesia.Lahir di Bandung, Jawa Barat 8 Agustus 1972, sosok yang simpel dan apa adanya. Seringkali dipanggil Surayah atau Ayah. Beliau adalah imam besar The Panas Dalam, sebuah band yang memiliki penduduk sebanyak 10 orang. Sekarang beliau tinggal di jalan Anggrek 49 Buah Batu Bandung 4011. Banyak kaula muda yang menggemarinya, tidak alay dan tidak menghilangkan keromantisan pada bahasa.

Pidi Baiq Sebagai penulis novel dan buku, dosen di salah satu Universitas terkenal yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu. Sudah tidak diragukan lagi kepiawaiannya dalam berseni. Menciptakan berbagai novel yang kini sudah terkenal di lingkungan, terutama pada kalangan remaja. Berbagai novel Pidi Baiq, ada beberapa yang saya jadikan favorit, yaitu berjudul “Dia adalah Dilanku tahun 1990” terbit tahun 2014, Dilan Bagian Kedua: “Dia adalah Dilanku Tahun 1991”, terbit pada tahun 2015 dan Milea: “Suara dari Dilan”, terbit tahun 2016.

Novel trilogi Dilan dan Milea yang diterbitkan sebanyak tiga edisi ini, sudah sempat menjadi best seller di  kalangan masyarakat, terutama anak muda. Pidi Baiq tidak menyangka sebelumnya, bahwa novelnya akan selaris itu. Sebab, novel ini mengisahkan tentang kisah cinta remaja yaitu Dilan dan Milea yang saling mencintai namun tidak dapat bersatu. Didalam novel tersebut ditulis dengan bahasa yang luar biasa romantis. Terutama pada pemeran Dilan, setiap anak muda terutama kaum wanita yang sudah membacanya akan terbawa suasana baper (bawa perasaan).

Pidi Baiq sangat ahli memainkan dan memilah kata-kata yang digunakan pada novelnya, padu, selaras, romantis. Tiga kata itu yang selalu menjadi ciri khas beliau. Beberapa waktu lalu, novel Dilan dan Milea tersebut diangkat menjadi film oleh Falcon Pictures, yang awalnya Pidi Baiq sendiri menolak dan tidak setuju jika mengangkat kisah Dilan menjadi sebuah film. Hingga akhirnya, beliau setuju dengan beberapa pertimbangan bahwa Pidi Baiq sendiri yang akan menuliskan skenario dan menentukan pemeran Dilan dalam film tersebut.

Alasan paling kuat, mengapa Pidi Baiq kurang setuju jika novel karyanya diangkat menjadi film adalah, kebanyakan film Indonesia yang diangkat dari novel itu sangatlah bagus. Namun, selalu terdapat perbedaan antara kisah yang ada pada novel dan filmnya. Oleh karena itu, beliau sempat merasa keberatan jika harus mengangkat novelnya menjadi sebuah film, sebab akan berisiko mengubah karakter asli Dilan.  Saat ini, film Dilan sedang dalam proses penggarapan.

Selain novel trilogi Dilan dan Milea, Pidi Baiq menulis berbagai novel yang sempat menjadi best seller di toko buku, antara lain Drunken Monster, Drunkenn Molen, Drunken Mama, Drunken Marmut, Al Asbun Manfaatulngawur, dan lain lain. Berikut ini beberapa kutipan Pidi Baiq yang akan membuat para pembaca jatuh hati berakali kali.

“Sekarang kamu tidur. Jangan begadang. Dan jangan rindu.”
“Kenapa?”, kutanya.
“Berat,” Jawab Dilan. “ Kau gak akan kuat. Biar aku saja.”
Dilan to Milea, Bandung 1990

“Milea, kamu canti, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tau kalau sore, tunggu aja.”
– Dilan 1990–

“Aku tidak akan mengekangmu, terserah! Bebas kemana Engkau pergi! Asal aku ikut.”
–Pidi Baiq (1972–2098)–

“Bukan Tuhan yang harus kau cari. Tapi jawaban, mengapa kau bodoh mencari yang sudah bersamamu.”
–Pidi Baiq (1972–2098)–



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dream, Wake up, Prove It!

Di setiap kehidupan, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk bahagia. Definisi bahagia, salah satunya adalah dapat m...