Sabtu, 23 September 2017

Mendidik bukan menjatuhkan 😊

Pendidikan Karakter (?)
 Banyak yang bilang, ngedidik anak jaman sekarang harus keras, karna pergaulan sekarang makin ngeri 😊

Setiap orang punya cara memandang masing-masing, punya pola pikir masing-masing. Kali ini saya tidak memihak ke siapapun, mungkin hanya sekedar sharing, "bagaimana pendidikan karakter ? sejak kapan harus dimulai?"
For me? pendidikan karakter itu sangat sangat penting, semua akan dibentuk dari karakter, namun apakah semua orang tua mendidik dengan cara keras? permainan tangan dilakukan sejak kecil? mengatai dengan bahasa kasar agar jera?

Oke, back to them, secara pribadi, saya kurang setuju ketika anak dibentuk karakternya dengan cara Δ·eras, tidak semua anak bisa menerima hal itu 😊, termasuk orangtua saya, dari kecil saya tidak pernah dipukul, bahkan dicubit sekalipun ☺, apakah saya sekarang brutal? nakal? semua bergantung pada yang menilai

Belum lama menjadi guru, namun mulai paham tentak beberapa hal karakter siswa.
1. Ada anak nakal dikelas, diluar padahal sopan
2. Ada anak baik dikelas, diluar nakal
3. Ada anak males belajar, tapi non akademik sipp
4. Ada anak rajin belajar, namun lemah bagian non akademik

4 hal itu hampir sering saya temui, semuanya berhak menilai, namun terkadang ada anak yang ketika berbuat salah, lalu di didik keras, mereka jera dan tidak akan mengulanginya. Namun, tidak menutup kemungkinan, ketika mereka terbiasa salah, lalu di keras i, dibentak, namun tidak ada jera nya? justru diulang berulang kali? 😊
Nah, ini yang jadi persoalan, percayalah segala sesuatu yang positif, pasti punya sisi negatif, begitu pula sebaliknya πŸ’•

Silahkan didik sesuai cara, namun jangan lupa bahwa mereka juga titipan Allah, mereka amanah, ketika disakiti sudah pasti, melukai titipan-Nya 😊 Tidak apa, ketika kekerasan digunakan, jika semuanya setuju dan sepakat? Namun, ingat, tidak semua hal yang bebas itu buruk, tidak semua yang keras itu baik. Lihat sisi lain dari anak itu , yakinlah pasti ada 😊, jangan lupa satu hal, pendidikan karakter sangan berpengaruh dengan rumah dan lingkungan, apa yang di rumah ia lihat kebiasaan keluarganya, apa yang di lingkungan ia lihat bagaimana keadaan dan kebiasaannya, seperti itulah cara ia akan tumbuh pula, anak mulai menjadi sekitar umur 12 keatas, kita akan tau seperti apa jadinya. Orang tua pasti tau bagaimana mendidik anak yang baik 😊. Ajarkan dulu agama, budi pekerti

Katanya, jika menanamnya pohon kurma, tidak mungkin akan berbuah yang lain, begitu pula sebaliknya

What You Gave, what you get ✌
jika dia salah, jangan membiasakan menegur dengan bahasa kasar, b*doh,t*l*l dan lain sebagainya. Anak yang dibentuk dengan bahasa kasar, seperti itu pula dia akan tumbuh. Bukankah perkataan itu adalah sebuah doa? Apakah ada orangtua yang mau anaknya demikian? 😊

Ajari dia memaafkan, supaya tidak ada dendam berlebihan 😊
Ajari dia memberi, supaya tau bagaimana dalam keadaan berkecukupan 😊
Ajari dia berusaha, supaya tau bagaimana sulitnya mencari 😊

Karena anak yang sudah terbiasa kasar, jika orangtua bersikap kasar terus ketika ia salah, ia tidak akan jera, karna ia sudah biasa mendapatkan hal itu, Bukankah begitu?

Bukan bermaksud menggurui, namun saya mendapatkan semua itu dari orangtua saya pula. Mereka marah jika saya salah, mereka apresiasi jika saya berhasil, mereka selalu sayang dalam keadaan apapun, bukan berarti manja. Namun mereka sudah menanamkan bagaimana agama dan budi pekerti yang baik. Itu bekal awal dalam kehidupan, jika saya salah, mereka akan menegur, menasihati, tapi tidak pernah mencaci  πŸ’•πŸ’• karena mereka paham, tumbuh dengan cara lembut saja bisa, mengapa harus dengan cara kasar? 😊

Learn together ✌

17 komentar:

  1. Kadang serba salah menyikapi tingkah anak. Antara rada dikerasi sama dilembutin terus. Kudu pandai2 orangtua menempatkan diri. Terlalu lembut pun jangan...

    BalasHapus
  2. mas Hernowo pernah bilang, pandanglah semua anak dgn bintang berbahaya di atas kepala ya =D
    makasih Mba, membaca tulisan nya seakan mengingatkan lg diri sy bgmn mendidik anak-anak (y)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mba 😊😊😊 semoga terus menjadi ibu yang baik yaa πŸ’•πŸ’•πŸ’•

      Hapus
    2. Sama-sama mba 😊😊😊 semoga terus menjadi ibu yang baik yaa πŸ’•πŸ’•πŸ’•

      Hapus
  3. Pas banget kalimatnya di paragraf terakhir, orang tua yang terlebih dahulu memberikan contoh..
    Btw nama kita hampir sama ya Mba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya mbaa, atin dan atina? mungkin kita kakak adik haha

      Hapus
  4. Balasan
    1. Hehe terimakasih mbaa 😊😊😊

      Hapus
  5. Kadang orang tua gak sadar kekerasan tidak menyelesaikan masalah tapi juga gak tahu solusinya gimana, bener y mbak, jadi orang tua itu belajar nya seumur hidup.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ini mba, kadang ngeliat anak yang dididik dengan cara dipukul, dicaci, kok kayak yang kurang mendidik jatuhnya 😣

      Hapus
  6. "karena mereka paham, tumbuh dengan cara lembut saja bisa, mengapa harus dengan cara kasar?"
    *garisin tebel *bintangin
    Makasih ilmunya kaak ❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama kak nisaa πŸ’•πŸ’•πŸ’•

      Hapus
  7. Terima kasih mba ilmunya, semoga saya bisa bersikap lembut nantinya, mengontrol emosi ^Ξ²

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama sama kak rina, semoga selalu menjadi wanita yang cantik batinnya πŸ’•

      Hapus

Dream, Wake up, Prove It!

Di setiap kehidupan, Tuhan selalu memberi kesempatan kepada setiap manusia untuk bahagia. Definisi bahagia, salah satunya adalah dapat m...